Wisuda Ke-VI

STIE Muhammadiyah Kalianda

Wisuda Ke-VI

STIE Muhammadiyah Kalianda

Wisuda Ke-VI

STIE Muhammadiyah Kalianda

Wisuda Ke-VI

STIE Muhammadiyah Kalianda

Minggu, 28 Desember 2014

PERENCANAAN STRATEGIS

PERENCANAAN STRATEGIS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PRODAMAS)
(Studi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kediri)

Suhartono Winoto, Agus Suryono, Andy Fefta Wijaya
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Abstract:Achievements ofregional developmentan absolute requirementofthe Local Governmentpurposes. Various attempts were madetoproduce atargetedregional development. Kediriis working to helpempower peoplein anyregional developmentthroughPRODAMAS. Empowermentof thecommunitymadeanapproachtoachieve thesuccess of the developmentarea. Based onprevious research, oftensimilar programsimplementedotherLocal Governmentobstacles. Limitationsof human resources andthe inability tomeetbudgetaryneedsmajor obstacles to theimplementation of theprogram. It takesastrategic planning to producecareful planning. StrategicPlanningProdamasgreatly affect thesuccessful achievement ofgoalsProdamas. ThroughSWOT, further studythe extent to whichthe terrainofthe internaland externalsidebeforegeneratingalternativestrategies. Good planningshould beable tobe supportedbypolicy alternativesin order toanticipate the possibilitythatoccurin the future.Based onthe SWOT analysishas beenformulated, produced astrategyto anticipatethings thatmighthappenin the future.If youlook atthe real situationon the ground, SOstrategy(using forcetotake advantage of opportunities) becomesthe most important thingtobe implemented.

Keywords: PRODAMAS, Strategic Planning, SWOT Analysis.

 


Pendahuluan


Pembangunan Daerah menjadi sebuah upaya yang wajib dijalankan Pemerintah guna menciptakan dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan, pertumbuhan dan diversifikasi. Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan.
Perlunya pembangunan daerah yang sinergi dan berkelanjutan agar mampu menjawab kebutuhan dan tantangan ke depan. Pemerintah cukup menyadari bahwa pembangunan yang dibutuhkan akan menghabiskan biaya dan tenaga yang sangat besar. Maka daripada itu, dibutuhkan sebuah perencanaan pembangunan agar pembangunan yang direncanakan hingga pelaksanaan dapat tepat sasaran dan sesuai kebutuhan. Dengan keterbatasan sumber daya dan anggaran, dibutuhkan sistem perencanaan yang komprehensif dan dapat menjawab tantangan di masa yang akan datang.Dibutuhkan sebuah sistem perencanaan yang komprehensif agar menghasilkan perencanaan yang sistematis dan tepat sasaran.
Secara umum, perencanaan pembangunan merupakan sebuah sistem yang terus berjalan. Maksudnya adalah sistem perencanaan pembangunan tidak bisa berhenti hanya dalam tahapan perencanaan tetapi juga harus terintegrasi hingga tahapan evaluasi dan menghasilkan perbaikan-perbaikan dalam proses tahapan perencanaan/perumusan.
Sistem perencanaan yang sudah terpola dengan baik sesuai dengan UU no 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional tersebut tentunya harus didukung dengan substansi tujuan dan sasaran yang jelas dari perencanaan pembangunan daerah. Dengan tujuan dan sasaran yang jelas, dicapai dengan cara atau strategi yang tepat guna. Strategi yang dihasilkan guna mencapai tujuan dan sasaran tersebut tentunya harus sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan di daerah. Seperti halnya di Kota Kediri, proses perumusan perencanaan pembangunan daerah yang sedang berjalan menggunakan kelima pendekatan yang sudah di amanatkan di dalam UU no 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yaitu pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, atas-bawah dan bawah-atas.
Terdapat beberapa permasalahan yang muncul mengakibatkan kegagalan dalam sebuah perencanaan (Dadang Solihin, November 2008).Pertama, penyusunan perencanaan tidak tepat yang dikarenakan oleh penyediaan data dan informasi yang kurang lengkap, serta perencanaan tidak realistis dimana penentuan anggaran, target dan indikator tidak disertai dengan kemampuan sumber daya manusia maupun sumber dana.Kedua, proses perencanaan yang berjalan sudah baik tetapi dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan disepakati. Kasus seperti ini biasanya di akibatkan karena rendahnya kompetensi aparatur pemerintahan dalam melaksanakan perencanaan, sehingga tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan.Ketiga, paradigma perencanaan yang di gunakan kadangkala tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan lokal, sehingga berakibat pada makin melebarnya kesenjangan masyarakat.
Dengan menggunakan pendekatan perencanaan sesuai dengan perundangan-undangan, Pemerintah Kota Kediri telah menghasilkan dokumen RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) untuk lima tahun ke depan. Dokumen tersebut memuat segala macam program kegiatan yang akan dilaksanakan Pemerintah Kota Kediri 5 (lima) tahun ke depan. Di dalamnya juga sudah termuat satu Program Aksi dari Walikota yaitu PRODAMAS (Program Pemberdayaan Masyarakat). PRODAMAS. Program yang berwujud 50jt/RT/tahun berupa pola pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat dari tingkat terkecil yaitu Rukun Tetangga.Tujuan dari program tersebut untuk mempercepat pembangunan di kelurahan atau di tingkat terkecil yaitu RT dalam bidang infrastruktur, bidang peningkatan ekonomi masyarakat, dan bidang pembangunan social kemasyarakatan.Program unggulan tersebut diharapkan mampu menjadi sebuah strategi andalan untuk mencapai masyarakat Kota Kediri yang lebih berdaya saing dan mampu meningkatkan kesejahteraan.
Di dalam upaya merencanakan Prodamas, harus di sesuaikan kembali dengan kemampuan dan kemauan dari Pemerintah Kota Kediri. Kemampuan berupa kualitas dan kuantitas SDM Aparatur perlu diperhatikan, kemampuan penganggaran juga menjadi hal yang penting ke depan serta kemauan dari Pemimpin Daerah untuk menghasilkan program yang benar-benar untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perencanaan strategis Prodamas sangatlah penting dan harus benar-benar mampu memprediksi segala hal yang kemungkinan terjadi kedepan. Perencanaan yang matang memungkinkan akan memudahkan dalam pelaksanaan hingga evaluasi kedepan. Dibutuhkan analisa eksternal dan internal yang tepat guna menghasilkan perencanaan yang aplikatif dan responsive.



Tinjauan Pustaka
Konsep perencanaan
Menurut Faludi (1973:7-8) teori perencanaan terdiri dari dua tipe yaitu procedural theory dan substantive theory.Procedural theory bersifat keilmuan, mengembangkan teori yang general, perencanaan di anggap sebagai serangkaian prosedur untuk mencapai tujuan dalam perencanaan.Terdapat urutan logis perencanaan yang mesti diikuti untuk menghasilkan rencana bergantung kepada aspek administrative. Sedangkan substantive theory lebih mengarah kepada pemahaman terhadap konsep dan metode yang sesuai untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dan memberikan fleksiilitas dalam merumuskan persoalan dan cara pemecahan persoalan tersebut.
Procedural theory sering juga di sebagai theory of planning dan substantive theory disebut sebagai theory in planning.Di dalam perkembangannya theory of planning dan theory in planning berjalan secara bersama. Selain mengikuti tahapan-tahapan yang logis atau serangkaian prosedur, perencanaan juga diiringi oleh sejumlah teori dan konsep yang diambil dari ilmu-ilmu yang berhubungan dengan perencanaan tersebut. Karena perencanaan selain mengembangkan serangkaian prosedur, juga melakukan adopsi dan adaptasi terhadap bidang-bidang keilmuan yang terkait.
Perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternative penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa mendatang (Conyers dan Hills, 1984). Berdasarkan definisi tersebut, terdapat empat elemen dasar perencanaan, yaitu (1) merencanakan berarti memilih, hal ini dapat diartikan bahwa tahap perencanaan ini adalah proses pemilihan sumber daya-sumber daya yang akan digunakan dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan. (2) perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya, pada tahap perencanaan ini dilakukan suatu proses alokasi besarnya sumber daya –sumber daya yang digunakan dalam perwujuan tujuan yang diinginkan. (3) perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan, tujuan ini tercermin dari target dan ukuran kinerja yang ingin dicapai, dan (4) perencanaan untuk masa depan, dapat diartikan bahwa perencanaan merupakan tahap yang diperlukan untuk menentukan masa depan.
Konsep Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan kemana organisasi akan di arahkan dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan stratgis juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk tujuan tersebut.
Bryson (1988)mengambil pendapat bahwa perencanaan strategis membantu publik organisasi maupun organisasi non-profit untuk dapat merespon dengan baik setiap dinamika dan perubahan situasi. Pengambilan keputusan menjadi sangat penting dan berpengaruh dalam proses perencanaan strategis. Pada dasarnya perencaan strategis menjadi salah satu caradalam ketercapaian tujuan.Dengan adanya perencanaan strategis ini maka konsepsi organisasi menjadi jelas sehingga akan memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain dan dapat mengarahkan sumber-sumber organsasi secara efektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa perencanaan strategis dapat menentukan keberhasilan organisasi
Pengertian Perencanaan Pembangunan Daerah
Arthur W.Lewis (1965)mendefinisikan perencanaan pembangunan adalah suatu kumpulan kebijaksanaan dan program pembangunan untuk merangsang masyarakat dan swasta untuk menggunakan sumber daya yang tersedia secara lebih produktif.Kemudian M.L. Jhingan (1984) seorang ahli perencanaan pembangunan memberikan definisi yanglebih konkrit tentang perencanaan pembangunan tersebut.Adapun pernyataannya adalah perencanaan pembangunan pada dasarnya adalah merupakan pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh suatu penguasa (pemerintah) pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu di dalam jangka waktu tertentu pula.
SPPN (sistem perencanaan pembangunan nasional) adalah salah satu tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka pangjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat ditingkat pusat dan daerah. SPPN disusun untuk mendukung (1) koordinasi antarpelaku pembangunan, (2) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik anar daerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintahan, maupun antarpusat dan daerah, (3) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan, (4) mengoptimalkan partisipasi masyarakat, (5) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Berdasarkan UU no 25/2005 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, dikenal lima pendekatan dalam proses perencanaan, yaitu proses proses politik, teknokratik, partisipatif serta bottom-up dan top-down. Kelima proses perencanaan tersebut memiliki pendekatan dan ciri tersendiri.
Pemberdayaan Masyarakat
Pembangunan masyarakat identik dengan pemberdayaan. Menurut Wrihatnolo (2006:37-39), paling tidak ada lima argumentasi dasar antara lain: Demokratisasi proses pembangunan; penguatan peran organisasi kemasyarakatan local; penguatan modal social; penguatan kapasitas birokrasi local; dan mempercepat penanggulangan kemiskinan. Pemberdayaan tersebut dimaksudkan agar masing-masing unsur semakin meningkat kemampuannya, semakin mandiri serta dapat memainkan perannya masing-masing tanpa mengganggu peran yang lain.
Pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan harkat lapisan masyarakat dan pribadi manusia. Upaya ini meliputi usaha untuk: 1) mendorong, memotivasi, meningkatkan kesadaran akan potensinya dan menciptakan suasana untuk berkembang; 2) Memperkuat daya, dan potensi yang dimiliki. Pada intinya, pemberdayaan ini tidak boleh membuat masyarakat menjadi tergantung pada pemberian.Banyak kasus yang terjadi di daerah-daerah, pemberdayaan selalu di asumsikan pemberian bantuan kepada masyarakat secara cuma-cuma dari Pemerintah tanpa ada tujuan dan sasaran yang jelas.






Metode Penelitian
Salah satu unsur penting dalam perencanaan strategis adalah penilaian terhadap lingkungan internal dan eksternal organisasi. Penilaian terhadap lingkungan internal dan eksternal ini akan membantu tim perencana untuk melihat organisasi secara menyeluruh dalam kaitannya dengan lingkungannya (Bryson, 140:2005). Hal ini akan menentukan kualitas perencanaan strategis yang akan dihasilkan. Dengan kata lain, perencanaan strategis yang didasarkan pada penilaian lingkungan yang baik akan membuat organisasi terkait dengan lingkungannya sehingga lebih responsive.
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threats)adalah sebuah metode analisis yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari Strenght atau kekuatan, weakness atau kelemahan, opportunity atau kesempatan dan threat atau ancaman.Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.  Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan organisasi (Rangkuti, 2002:19). Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu: 1) Tahap Pengumpulan Data; 2) Tahap Analisis; dan 3) Tahap Pengambilan Keputusan.




 







Gambar
Diagram cartesius Analisis SWOT
Sumber: Rangkuti, 2002:19
Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan/organisasi tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
Kuadran  2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan/organisasi masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan/organisasi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Alat yang dipakai untuk menyusun factor-faktor strategis organisasi adalah matrik SWOT.Matrik ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang di hadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.Matrik ini dapat menghasilkan empat setting kemungkinan alternative strategis.
Gambar
Matrik AnalisisSWOT

Strenghts (S)
Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal
Weakness (W)
Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal
Opportunity (O)
Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threats (T)
Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti, 2002:31
a.       Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran bahwa organisasi, dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebsar-besarnya agar kebijakan dapat berhasil dijalankan.
b.      Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.
c.       Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada degan cara meminimalkan kelemahan yang dimiliki
d.      Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha untuk meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman.





Pembahasan
Untuk memperoleh formulasi strategi yang tepat dalam proses implementasi maka peneliti menggunakan analisis SWOT sebagai alat analisisnya. Analisis SWOT yang di awali dengan mengidentifikasi factor internal dan factor eksternal.Berdasarkan hasil identifikasi factor internal dan factor eksternal di analisis dan dilanjutkan dengan penetapan strategi dengan menggunakan matrik SWOT.
Guna menghasilkan identifikasi factor-faktor SWOT dibutuhkan dasar dalam penentuannya. Berikut ini seccara langsung akan di munculkan beberapa dasar penetuan faktor-faktor SWOT berdasarkan hasil wawancara dan observasi. Yang pertama adalah factor Internal yang terdiri dari Kekuatan (S) dan Kelemahan (W). Di dalam kekuatan terdapat beberapa hal yang dapat diidentifikasi yaitu keinginan Walikota dalam melaksanakan Prodamas, hal ini didasari oleh pendapat Kepala Bappeda Kota Kediri (Oktober, 2014) memaparkan bahwa poin 8 dari 9 Program Aksi di atas merupakan cikal bakal program pemberdayaan masyarakat. Walikota sebagai penggagas awal ide Prodamas memiliki keinginan yang sangat besar untuk melaksanakan Prodamas. Program tersebut menginginkan adanya percepatan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat melalui pembagian anggaran 50 juta/tahun/RT yang nantinya di wujudkan berupa perbaikan lingkungan di bidang infrastruktur, bantuan permodalan di bidang perkonominan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dibidang social.
Selanjutnya adalah kekuatan dari sisi dokumen perencanaan yang sudah mulai tertata dengan baik.Terdapat 5 dokumen perencanaan di tingkat Nasional hingga daerah yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut. Kelima dokumen perencanaan tersebut adalah sebagai berikut: Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang secara periodesasi berfungsi selama 20 tahun, RPJP dapat terbagi lagi menjadi RPJP Nasional dan RPJP Daerah. Di dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) terdapat visi besar dan arah kebijakan yang menjadi acuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang terbagi dalam periode 5 tahun. Selanjutnya, RPJM (Rencana Pembangunan  Jangka Menengah) yang memiliki periode 5 tahun. RPJM terbagi menjadi RPJM Nasional dan RPJM Daerah. Di dalam RPJM (Rencana Pembanguna  Jangka Menengah) terdapat visi dan misi kepala daerah terpilih serta berisi program pembangunan daerah selama 5 tahun. Dokumen RPJMD/RPJMN juga bisa disebut sebagai dokumen perencanaan Kepala Daerah atau dokumen perencanaan Kepala Negara.
Dokumen perencanaan yang sudah mulai tertata tesebut nantinya sangat berguna dalam upaya mendukung pencapaian keberhasilan Pemerintah Daerah.Tentunya hal tersebut tidak terlepas dari peran SKPD dan stakeholder. Di dalam pelaksanaan Prodamas nantinya akan melibatkan lintas sektoral, begitu juga halnya dalam proses perencanaannya. Kepala Bidang Penelitian dan Pengendalian Bappeda Kota Kediri (Oktober,2014) menjelaskan bahwa yang terlibat di dalam perencanaan Prodamas hingga perumusan pelaksanaan teknis Prodamas berasal dari lintas sektoral tidak hanya dari Bappeda. Selain Bappeda, terdapat juga BPKAD sebagai SKPD yang bergerak di bidang pengelolaan keuangan. BPKAD bertugas untuk dapat menghitung antara kebutuhan pembiayaan Prodamas dengan kemampuan penganggaran yang dimiliki Pemerintah Kota Kediri.Tergabung juga KPM (Kantor Pemberdayaan Masyarakat) yang merupakan SKPD di Pemerintah Kota Kediri yang memiliki tanggung jawab urusan pemberdayaan masyarakat dan desa.Dan, tentunya Kelurahan di Kota Kediri yang total berjumlah 46 Keluruhan sebagai pelaksana Prodamas.
Pada tahap akhir perencanaan strategis Program Pemberdayaa Masyarakat adalah merumuskan Peraturan Walikota tentang Program Pemberdayaan Masyarakat yang bertujuan untuk dijadikan pedoman pelaksanaan Prodamas selama 5 (lima) tahun kedepan. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bidang Penelitian dan Pengendalian Bappeda Kota Kediri yang juga sebagai Sekertaris Pansus Prodamas (Oktober, 2014) menyampaikan bahwa sampai saat ini perumusan Perwali tersebut masih dalam tahap formulasi belum sampai penetapan.
Selain dari sisi Kekuatan (S), terdapat pula Kelemahan (W) yang ada di dalam perencanaan Prodamas.Perencanaan yang baik tentu saja harus di dukung dengan kelembagaan yang baik pula. Di Pemerintah Kota Kediri terdapat Kantor Pemberdayaan Masyarakat yang memiliki peran penting nantinya dalam pelaksanaan Prodamas, hanya saja tingkatan kelembagaan KPM memungkinkan kedepan peranya tidak maksimal dikarenakan kelembagaan KPM masih berupa kantor. Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat (Oktober, 2014) menilai bahwa KPM seharusnya juga diberikan mandat yang lebih agar upaya fasilitasi dapat terlaksana dengan baik.Mandat disini bisa di artikan bahwa dengan besarnya tugas dan fungsi KPM serta adanya Prodamas, seharusnya KPM ditingkatkan menjadi Badan Pemberdayaan Masyarakat.
Kelemahan selanjutnya adalah terkait kualitas dan kuantitas SDM aparatur.Berdasarkan wawancara dengan Kepala Seksi Pembangunan Kelurahan Kampungdalem (Oktober,2014) yang paling dikhawatirkan oleh hampir seluruh Kelurahan saat ini dan kedepan adalah minimnya jumlah SDM aparatur di kelurahan serta minimnya kemampuan SDM aparatur di Kelurahan dalam pelaksanaan Prodamas.
Padahal menurut pendapat Kepala Seksi Pembangunan Kelurahan Kampungdalem jumlah tersebut sangat kurang ideal karena selain melaksanakan kegiatan rutinitas Kelurahan berupa pelayanan non perizinan, aparatur Kelurahan juga dituntut mampu melaksanakan Prodamas yang tersebar di seluruh RT-RT di wilayahnya. Pendapat tersebut ternyata sama halnya yang dirasakan oleh Kelurahan Ngronggo. Sekertaris Lurah Ngronggo menjelaskan bahwa setiap 10 RT berada di bawah rentang kendali 1 PPK yang berasal dari Keluruhan (Oktober, 2014).Tentu saja tugas PPK yang sangat berat tersebut jika tidak didukung dengan kemampuan dan pengetahuan sangat rawan terjadi penyimpangan dan penyalahgunaan anggaran.
Selanjutnya, adalah beberapa pendapat yang mendasari factor eksternal dalam perencanaan Prodamas.Sebagian besar factor eksternal yang dihasilkan lebih banyak merupakan hasil identifikasi pengamatan serta pendapat beberapa stakeholder. Pada sisi Peluang (O) terdapat beberapa hal yang muncul seperti halnya melalui Prodamas, masyarakat akan semakin diberdayakan. Selama ini warga masyarakat di tingkat RT/RW kurang terlibat dalam melakukan perencanaan pembangunan dilingkungannya, bahkan tidak jarang pembangunan yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Kediri diperlukan adanya program terobosan yang bersifat partisipatif  yang dikenal dengan Program Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat (PRODAMAS). Dengan dibukanya akses kepada masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan daerah, kedepan dapat diprediksi akan muncul sebuah kompetisi yang terjadi di masyarakat.
Filosofi dari Prodamas (sumber: RPJMD Kota Kediri tahun 2014-2019) adalah mengakomodasi aspirasi dan kebutuhan essential masyarakat yang sering tidak terakomodasi dalam pembangunan yang dilaksanakan oleh SKPD. Disamping itu Prodamas juga untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada tahap: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan keberlanjutan/kelestarian pembangunan. Tujuan akhir dari Prodamas adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan percepatan pembangunan di Kota Kediri.Pandangan tersebut memberikan sebuah titik cerah kepada masyarakat untuk dapat jauh lebih berdaya selama pelaksanaan Prodamas. Keberdayaan tersebut tidak lain berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
Di lain sisi, terdapat juga ancaman (T) yang muncul dalam pelaksanaan Prodamas. Ancaman tersebut mulai terprediksi dari proses perencanaan saat ini. Permasalahan yang paling urgent adalah permasalahan di tingkat Kelurahan dan RT (Kelompok masyarakat pelaksana Prodamas).Dibutuhkan kemampuan SDM yang mumpuni agar pelaksanaan Prodamas dapat sesuai harapan serta tidak terjadi penyimpangan. Kepala Bidang Penelitian dan Pengendalian Bappeda Kota Kediri menjelaskan (Oktober, 2014) sangat rawan nantinya jika tidak ada pendampingan dan peningkatan kapasitas di Kelurahan maupun RT. Hal ini dikarenakan kemampuan perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan kegiatan harus sesuai dengan administrasi pemerintah daerah.
Pernyataan Kepala Bidang Penelitian dan Pengendalian Bappeda Kota Kediri ternyata ketika di kroscek dengan hasil wawancara di Kelurahan bahwa yang paling dikhawatirkan oleh hampir seluruh Kelurahan saat ini dan kedepan adalah minimnya jumlah SDM aparatur di kelurahan serta minimnya kemampuan SDM aparatur di Kelurahan dalam pelaksanaan Prodamas.
Kondisi seperti ini menghasilkan sebuah ancaman terhadap pelaksanaan Prodamas.Perencanaan yang baik dan tertata sesuai dengan peraturan yang berlaku belum dapat didukung dengan kualitas dan kuantitas SDM aparatur. Hal ini kedepan jika dibiarkan akan menjadi penghambat keberhasilan pelaksanaan Prodamas.
Adapun factor-faktor internal dan eksternal berdasarkan hasil identifikasi di atas lebih singkatnya dijelaskan sebagai berikut:
a.         Faktor Internal
Di dalam factor internal nantinya akan terbagi 2 (dua) yaitu kekuatan (S) dan kelemahan (W). Seperti yang telah diketahui bersama bahwa kekuatan dan kelemahan ini merupakan bersumber dari internal organisasi.
Kekuatan (S)
1)      Political will Pemimpin Daerah sangat kuat untuk melaksanakan Prodamas
2)      Dokumen Perencanaan sudah mulai tertata dengan baik dari RPJMD, Renstra SKPD hingga Renja SKPD
3)      Kebutuhan penganggaran sudah mulai terprediksi dalam 5 tahun ke depan
4)      Akan ada lintas sektoral dalam pelaksanaan Prodamas
5)      PERWALI tentang Prodamas sedang dipersiapkan
Kelemahan (W)
1)      Kemampuan SDM Aparatur di Kelurahan masih kurang
2)      Keterbatasan jumlah PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) di Kelurahan
3)      Besarnya anggaran seringkali tidak diikuti dengan kemampuan sistem pelaporan pertanggungjawaban yang baik
4)      Peran Kecamatan seakan-akan terlewati oleh Kelurahan dan KPM
5)      KPM sebagai fasilitator Prodamas, seharusnya kelembagaannya setingkat Badan agar mampu mengkoordinir Kelurahan dan SKPD terkait lainnya.
b.        Faktor Eksternal
Di dalam factor eksternal nantinya akan terbagi 2 (dua) yaitu peluang (O) dan Ancaman (T). Seperti yang telah diketahui bersama bahwa peluang dan ancaman ini merupakan bersumber dari eksternal organisasi.
Peluang (O)
1)      Melalui Prodamas, masyarakat akan semakin diberdayakan
2)      Pembangunan menjadi lebih tepat sasaran
3)      Prodamas akan menjadi prioritas penganggaran daerah
4)      Daya saing di masyarakat semakin meningkat
5)      Membuka akses Pemerintah selebar-lebarnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam setiap pembangunan
Ancaman (T)
1)      Rawan akan penyimpangan penggunaan anggaran
2)      Sistem pelaporan pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan Prodamas masih belum siap
3)      Kemampuan pembiayaan Pemerintah Daerah tidak sesuai dengan kebutuhan pembiayaan
4)      Perencanaan yang baik tidak didukung dengan kemampuan SDM Aparatur
5)      Kelompok tertentu mencari keuntungan sendiri bukan untuk kepentingan masyarakat secara umum
Guna mengetahui nilai pembobotan lingkungan internal dan eksternal berikutnya dalah perhitungan EFAS dan IFAS Pemerintah Kota Kediri dalam proses perencanaan strategis Prodamas.
Berdasarkan hasil perhitungan EFAS dapat disimpulkan bahwa jumlah total EFAS senilai 2,50 dengan perhitungan tertinggi dalam factor peluang adalah melalui prodamas, masyarakat akan semakin diberdayakan dengan nilai 0,60 dengan rating 4. Nilai ini menunjukkan bahwa Prodamas benar-benar akan memberdayakan masyarakat dalam setiap upaya pembangunan di daerah. Pemberdayaan masyarakat akan menjadi peluang terbesar dalam upaya setiap proses pembangunan di Kota Kediri. Jika jumlah untuk factor peluang menghasilkan nilai total 1,70 maka hasil perhitungan tersebut lebih besar di bandingkan factor ancaman yang menghasilkan nilai total 0,80.
Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan IFAS senilai 2,55 dengan faktor kekuatan menghasilkan nilai 1,90 dengan perhitungan tertinggi adalah Political will Pemimpin Daerah sangat kuat untuk melaksanakan Prodamas sebesar 0,80. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan terbesar Pemerintah Kota Kediri adalah pada kemampuan dan kemauan Pemimpin Daerah. Sedangkan dari sisi factor kelemahan menghasilkan nilai 0,65 dengan rating tertinggi atau yang paling berpengaruh adalah Kemampuan SDM Aparatur di Kelurahan masih kurang dan Keterbatasan jumlah PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) di Kelurahan. Hal tersebut menggambarkan bahwa sisi internal SDM aparatur masih perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.
Berdasarkan tabel perhitungan EFAS dan IFAS maka nampak bahwa titik koordinat posisi Pemerintah Kota Kediri pada titik sumbu IFAS sebesar 2,55 dengan hasil perhitungan total skor kekuatan dikurangi total skor kelemahan sebesar 1,25 dan sumbu EFAS sebesar 2,50 dengan hasil perhitungan total skor peluang dikurangi total skor ancaman sebesar 0,90. Untuk lebih jelasnya berikut penjelasan hasil perhitungan IFAS dan EFAS:
1.      Berdasarkan hasil perhitungan, Pemerintah Kota Kediri memiliki kekuatan yang cukup baik dalam pelaksanaan Prodamas. Pemerintah Kota Kediri memiliki nilai 1,90 dan cukup signifkan dengan hasil perhitungan kelemahan yaitu senilai 0,65.
2.      Berdasarkan hasil perhitungan, kelemahan Pemerintah Kota Kediri senilai 0,65. Jika dibandingkan dengan perhitungan kekuatan, hasil perhitungan kelemahan ini cukup baik karena rentan hasil kekuatan dan kelemahan cukup jauh. Tetapi masih perlu diperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada guna meningkatkan keberhasilan pencapaian nantinya.
3.      Berdasarkan hasil perhitungan, peluang Pemerintah Kota Kediri senilai 1,70. Perhitungan ini menggambarkan bahwa Pemerintah Kota Kediri memiliki peluang yang bagus untuk mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan Prodamas.
4.      Berdasarkan hasil perhitungan, ancaman Pemerintah kota Kediri senilai 0,80. Meskipun secara perhitungan rentan antara peluang dan ancaman cukup jauh, tetapi sangat perlu diperhatikan ancaman-ancaman yang terjadi kedepan.Jika tidak mampu di antisipasi dari sekarang, bisa menjadi ancaman terhadap keberhasilan Prodamas kedepan.
Berdasarkan perhitungan analisis SWOT yang telah dirumuskan, menghasilkan sebuah strategi guna mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi ke depan. Jika melihat kondisi riil di lapangan, strategi SO (menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang) menjadi hal yang paling utamauntuk dapat dilaksanakan. Terdapat 5 (lima) strategi yang dapat dilaksanakan Pemerintah Kota Kediri guna mendukung keberhasilan Prodamas, antara lain:
a.       Memberdayakan masyarakat melalui Prodamas
b.      Implementasi Perencanaan Pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran
c.       Optimalisasi anggaran daerah untuk mensukseskan Prodamas
d.      Menciptakan daya saing masyarakat agar lebih kompetitif
e.       Merumuskan legalitas secara hukum dalam upaya partisipasi masyarakat





Kesimpulan
Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota Kediri tertuang di dalam dokumen RPJMD Kota Kediri tahun 2014-2019 dan selanjutnya di jabarkan di dalam dokumen Renstra seluruh Kelurahan, dimana Kelurahan menjadi sumber mata penganggaran dalam Program tersebut. Selain itu, terdapat juga instansi lain yang saling berkoordinasi guna pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat dapat berjalan sesuai dengan harapan. Bappeda sebagai leading sector perencanaan pembangunan daerah memiliki peran krusial dalam proses penyusunan dokumen-dokumen perencanaan.
Di dalam upaya Pemerintah Kota Kediri menghasilkan perencanaan strategis Prodamas, dibutuhkan pola perencanaan yang baik. Selain itu, perencanaan yang baik harus mampu di dukung oleh alternatif-alternatif kebijakan guna mengantisipasi kemungkinan yang terjadi ke depan. Secara jelas pendapat Sjafrizal (2009) menunjukkan bahwa dalam upaya perencanaan strategis harus mengenal terlebih dahulu medan yang akan dihadapi, selain itu juga harus mengetahui kemampuan organisasi. Dengan mengenal kemampuan diri, perencanaan strategis dapat diwujudkan secara rasional dan realistis sesuai dengan kapabilitas organisasi. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini berupaya menganalisa kemampuan yang di Pemerintah Kota Kediri dalam upaya merencanakan Prodamas dengan analisis SWOT.
Berdasarkan analisis SWOT yang telah dirumuskan di atas, menghasilkan sebuah strategi guna mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi ke depan. Jika melihat kondisi riil di lapangan, strategi SO (menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang) menjadi hal yang paling utama untuk dapat dilaksanakan. Terdapat 5 (lima) strategi yang dapat dilaksanakan Pemerintah Kota Kediri guna mendukung keberhasilan Prodamas, antara lain:a) Memberdayakan masyarakat melalui Prodamas; b) Implementasi Perencanaan Pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran; c) Optimalisasi anggaran daerah untuk mensukseskan Prodamas; d) Menciptakan daya saing masyarakat agar lebih kompetitif; e) Merumuskan legalitas secara hukum dalam upaya partisipasi masyarakat.


 


Daftar Pustaka
Bryson, John M.1988. Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations.
Conyers, Diana and Peter Hill.1984.An introduction to development planning in the third world.Wiley, Chichester.
Faludi, Andreas.1973. Planning Theory.Pergamon Press.UK
Lewis, William Arthur. 1965. Politics in West Africa. Oxford University Press.
M.L. Jhingan. October 1984. Microeconomic Theory. Vikas Publishing House Pvt.Ltd ,India
Rangkuti, Freddy.2002.Measuring Customer Satisfaction Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan dan Analiss Kasus PLN-JP. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Wrihatnolo, Randy. 2006. Manajemen pembangunan Indonesia : sebuah pengantar dan panduan. Jakarta : Elex Media Komputindo
UU no 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional